Makalah Kompetensi dan Kepribadian Guru

Makalah Kepribadian dan Kompetensi Guru

MAKALAH
Kepribadian dan Kompetensi Guru


BAB I
Pendahuluan

                A.   Latar Belakang

Saat ini profesi guru amat diminati oleh banyak orang, hal ini ditandai dengan banyaknya lulusan SMA/SMK/MA yang mendaftar di Fakultas Tarbiyah IAIN walisongo pada pertengahan tahun 2012 kemarin, namun karena keterbatasan kuota mahasiswa di fakultas tarbiyah, tidak semuanya bisa ditampung sehingga dilakukan seleksi calon mahasiswa yang ketat. Berbeda dengan 20  tahun lalu, profesi guru masih terbilang sedikit, kemungkinan dulu dikarenakan kesadaran terhadap pendidikan masih kurang dan upah guru yang tak seberapa.
Akhir-akhir ini profesi guru betul-betul diperhatikan oleh Pemerintah demi terciptanya SDM yang berkualitas, misalnya dengan diberikannya beberapa tunjangan seperti tunjangan fungsional (TF), tunjangan dari ABPD, tunjangan transport, tunjangan sertifikasi dan sebagainya selain gaji/honor.
Motivasi memilih profesi guru selain untuk mendapatkan pekerjaan dan penghasilan(pemenuhan kebutuhan ekonomi) ada yang jauh lebih penting yang terkadang kita sendiri tidak menyadarinya. Dalam beberapa hadis Nabi Muhamad SAW disebutkan, “ Jadilah engkau sebagai guru atau pelajar, atau pendengar, atau pecinta, dan janganlah kamu menjadi orang yang kelima, sehingga engkau enjadi rusak.””Tinta seorang ilmuan (yang menjadi guru) lebih berharga ketimbang darah para syuhada”.
Al-Ghazali menukil beberapa hadis Nabi SAW tentang keutamaan seorang pendidik. Ia berkesimpulan bahwa pendidik disebut sebagai orang-orang besar (great individual) yang aktivitasnya lebih baik daripada ibadah setahun ( perhatikan QS. AT-Taubah :22). Selanjutnya, Al-Ghazali menukil dari perkataan para ulama yang menyatakan bahwa pendidik merupakan pelita (siraj) segala zaman, orang yang hidup semasa dengannya akan memperoleh pancaran cahaya keilmiahannya. Andaikata dunia tidak ada pendidik, niscaya manusia seperti binatang, sebab : “pendidikan adalah upaya mengeluarkan manusia dari sifat kebinatangan (baik binatang buas maupun binatang jinak) kepada sifat insaniyah dan ilahiyah.
Namun demikian, profesi guru bukanlah pekerjan yang mudah seperti membalikkan telapak tangan. Ada banyak hal dan aspek yang harus diketahui dan dikuasi oleh seorang guru. Oleh karena itu, pemakalah akan menjelaskan tentang siapa itu guru,  apa saja karakteristik kepribadian dan komptensinya serta ciri-ciri guru yang baik.

              B.   Rumusan masalah

1.      Siapa itu guru?
2.      Apa saja karakteristik kepribadian guru?
3.      Apa saja kompetensi guru?
4.      Bagaimna ciri-ciri guru yang baik?
BAB II
Pembahasan

A.   Siapa itu Guru

Pengertian guru yang disebutkan dalam UU no. 14 tahun 2005, yakni guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.
Guru adalah tenaga pendidik yang memberikan sejumlah ilmu pengetahuan kepada anak didik di sekolah (Saiful Bahri Djamarah, 2002).Selain memberikan sejumlah ilmu pengetahuan, guru juga bertugas menanamkan nilai-nilai dan sikap kepada anak didik agar anak didik memiliki kepribadian baik. Dengan keilmuan yang dimilikinya, guru membimbing anak didik dalam mengembangkan potensinya.
Setiap guru memiliki kepribadian yang sesuai dengan latar belakang mereka sebelum menjadi guru. Kepribadian dan pandangan guru serta latar belakang pendidikan dan pengalaman mengajar sangat mempengaruhi kualitas pembelajaran. Guru adalah manusia unik yang memiliki karakter sendiri-sendiri. Perbedaan karakter ini akan menyebabkan situasi belajar yang diciptakan oleh setiap guru bervarisi.
Menurut Pupuh Fathurrohman (2001), performance guru dalam dalam mengajar dipengaruhi berbagai faktor, seperti tipe kepribadian, latar belakang pendidikan, pengalaman dan yang tak kalah penting adalah pandangan filosofis guru kepada murid. Guru yang memandang anak didik sebagai makhluk individual yang tidak memiliki kemampuan akan menggunakan pendekatan metode teacher centered. sebab murid dipandangnya sebagai gelas kosong yang bisa diisi oleh apapun. Padahal tugas guru adalah membimbing, mengrahkan, dan memotivasi anak didik dalam mengembangkan potensinya.
Latar belakang dan pengalaman mengajar akan memepengaruhi kompetensi guru dalam mengajar. Guru pemula dengan latar belakang pendidikan, akan lebih mudah menyesuaikan diri dengan lingkungan sekolah. Guru yang bukan berlatarbelakang dari pendidikan keguruan akan banyak menemukan masalah di kelas. kepribadian guru juga sangat berpengaruh terhadap kegiatan belajar mengajar. Dalam melaksanakan tugasnya mengantarkan  anak didik menjadi orang yang berilmu pengetahuan dan berkepribadian, guru dituntuk memilki kepribadian yang baik sehingga bisa dicontoh oleh siswanya.
Di samping itu juga, seoarang guru juga dituntut untuk menguasai berbagai kecakapan (kompetensi) dalam melaksanakan profesi keguruannya agar dapat menciptakan lingkungan belajar yang baik bagi peserta didik, sehingga tujuan pengajaran dapat tercapai dengan optimal. Hal ini menunjukkan betapa pentingnya peran seorang guru dalam menentukan keberhasilan belajar mengajar.

B.   Karakteristik Kepribadian Guru

Dalam arti sederhana, kepribadian berarti sifat individu yang tercermin pada sikap dan perbuatannya yang membedakan dirinya dengan yang lain. McLeod (1989) menegartikan kepribadian (personality) sebagai sifat khas yang dimiliki seseorang. Dalam hal ini, kata lain yang sangat dekat artinya dengan kepribadian adalah karakter dan identitas.
Menurut tinjauan psikologi, kepribadian pada prinsipnya adalah susunan atau kesatuan aspek perilaku mental (pikiran, perasaan, dan sebagainya) dengan perilaku behavioral (perbuatan nyata).Aspek-aspek ini berkaitan secara fungsional dalam diri seseorang individu, sehingga bertingkah laku secara khas dan tetap(Rober,1988).
Mengenahi kepribadian guru, Profesor Doktor Zakiah Daradjat (1982) menegaskan :
Kepribadian itulah yang akan menentukan apakah ia menjadi pendidik dan pembina yang baik bagi anak didiknya, ataukah akan menjadi perusak atau pengahancur bagi masa depan anak didik terutama bagi anak didik yang masih kecil (tingkat sekolah dasar) dan mereka yang sedang mengalami kegoncangan jiwa (tingkat menengah).
Karakteristik kepribadian yang berkaitan dengan keberhasilan guru dalam menggeluti profesinya meliputi :
1.      Fleksibilitas kognitif
2.      Keterbukaan psikologis

Dua hal tersebut akan diuraikan secukupnya berikut ini.

1.      Fleksibilitas Kognitif Guru

Fleksibilitas kognitif (keluwesan ranah cipta) merupakan kemampuan berpikir yang  diikuti dengan tindakan yang memadai dalam situasi tertentu.
Guru yang fleksibel pada umumnya ditandai dengan keterbukaan berpikir dan beradaptasi. Selain itu juga memiliki resistensi (daya tahan) terhadap ketertutupan ranah cipta yang prematur (terlampau dini) dalam pengamatan dan pengenalan.Ketika mengamati dan mengenali suatu objek atau situasi tertentu, seorang guru yang fleksibel selalu berpikir kritis. Berpikir kritis (critical thinking) ialah berpikir dengan penuh pertimbangan akal sehat (rasonable reflektif) yang dipusatkan pada pengambilan keputusan untuk mempercayai atau mengingkari sesuatu, dan melakukan atau menghindari sesuatu (Heger & Kaye, 1990).

Fleksibilitas kognitif guru terdiri atas tiga dimensi :
1.      Dimensi karakteristik pribadi guru
2.      Dimensi sikap kognitif guru terhadap siswa
3.      Dimensi sikap kognitif guru terhadap materi pelajaran dan metode mengajar.

Tabel Karakteristik Kognitif Pribadi Guru
Ciri Perilaku Kognitif Guru
Guru Luwes
Guru Kaku
Menunjukkan keterbukaan dalam kegiatan mengajar-belajar
Tampak terlampau dikuasai oleh rencana pelajaran, sehingga alokasi waktu  sangat kaku
Menjadikan materi pelajaran berguna bagi kehidupan nyata siswa
Tak mampu memodifikasi materi silabus
Mempertimbangkan berbagai alternatif cara mengkomunikasikan  isi pelajaran kepada siswa
Tak mampu menganai hal yang terjadi secara tiba-tiba ketika pengajaran berlangsung
Mampu  merencanakan sesuatu dalam keadaan mendesak
Terpaku pada aturan yang berlaku meskipun kurang relevan
Dapat menggunakan humor secara proporsional dalam menciptakan situasi KBM yang menarik
Terpaku pada isi materi dan metode yang baku  sehingga situasi KBM monoton dan membosankan

Sikap  Guru Terhadap Siswa
Ciri Sikap Kognitif Guru
Guru Luwes
Guru kaku
Menunjukkan perilaku demokratis dan tenggang rasa kepada semua siswa.
Terlalu memperhatikan siswa yang pandai dan mengabaikan siswa yang lamban.
Responsif terhadap kelas (mau melihat,mendengar, dan merespons masalah disiplin, kesulitan belajar, dsb.)
Tidak mampu/tidak mau memahami isyarat adanya masalah dalam KBM.
Memandang siswa sebagai mitra dalam KBM.
Memandang siswa sebagai objek yang berstatus rendah.
Menilai siswa berdasarkan faktor-faktor yang memadai.
Menilai siswa secara serampangan.
Berkesinambungan dalam meggunakan ganjaran dan hukuman sesuai dengan penampilan siswa.
Lebih banyak menghukum dan kurang memberi ganjaran yang memadai atas prestasi yang di capai siswa.


Sikap Kognitif Guru terhadap Materi dan Metode
Ciri sikap kognitif guru
Guru Luwes
Guru Kaku
Menyusun dan menyajikan materi yang sesuai dengan kebutuhan siswa.
Terikat pada isi silabus tanpa mempertimbangkan kebutuhan siswa yang dihadapi.
Menggunakan macam-macam metode yang relevan secara kreatif sesuai dengan sifat materi.
Terpaku pada satu atau dua metode mengajar tanpa memperhatikan kesesuaiannya dengan materi pelajaran.
Luwes dalam melaksanakan rencana dan selalu berusaha mencari pengajaran yang efektif.
Terikat hanya pada satu atau dua format dalam merencanakan pengajaran.
Pendekatan pengajarannya lebih problematik, sehingga siswa terdorong untuk berfikir.
Pendekatan pengajarannya lebih preskriptif (perintah/hanya memberi petunjuk atau ketentuan).


2.     Keterbukaan Psikologis

Hal lain yang juga menjadi faktor yang turut menentukan keberhasilan tugas seorang guru adalah keterbukaan psikologis guru itu sendiri.Keterbukaan ini merupakan dasar kompetensi profesional (kemampuan dan kewenangan melaksanakan tugas) keguruan yang harus dimiliki oleh setiap guru.
Guru yang terbuka secara psikologis biasanya di tandai dengan kesediaannya yang relatif tinggi untuk mengkomunikasikan dirinya dengan faktor-faktor ekstern antara lain siswa, teman sejawat, dan lingkungan  pendidikan tempatnya bekerja. Ia mau menerima kritik dengan ikhlas. Di samping itu ia juga memiliki empati (empathy), yakni respons afektif terhadap pengalaman emosional dan perasaan tertentu orang lain (Reber, 1988). Jika salah seorang muridnya diketahui sedang mengalami kemalangan, seumpamannya, maka ia turut bersedih dan menunjukkan simpati serta berusaha memberi jalan keluar.
Keterbukaan psikologis sangat penting bagi guru mengingat posisinya sebagi panutan siswa. Selain sisi-sisi positif sebagai mana tersebut di atas, ada pula signifikansi lain yang terkandung dalam keterbukaan psikologis guru seperti di bawah ini.
Pertama, ketebukaan psikologis merupakan prakondisi atau prasyarat penting yang perlu dimiliki guru untuk memahami pikiran dan perasaan orang lain. Kedua, keterbukaan psikologis diperlukan untuk menciptakan suasana hubungan antarpribadi guru dan siswa yang harmonis, sehingga mendorong siswa untuk mengembangkan dirinya secra bebas dan tanpa ganjalan.
Keterbukaan psikologis merupakan sebuah konsep yang menyatakan kontinum (continuum) yakni rangkaian kesatuan yang bermula dari titik keterbukaan psikologis sampai sebaliknya, ketertutupan psikologis. Posisi seorang guru dalam kontinum tersebut di tentukan oleh kemampuannya dalam menggunakan pengalamannya sendiri dalam hal berkeinginan, berperasaan, dan berfantasi untuk menyesuaikan diri. Jika kemampuan dan keterampilan dalam penyesuaian tadi makin besar, maka makin dekat pula tempat pribadinya dalam kutub kontinum keterbukaan psikologis tersebut. Secara sederhana, ini bermakna bahwa jika guru lebih cakap menyesuaikan diri, maka ia akan lebih memiliki keterbukaan diri.
Ditinjau dari sudut fungsi dan signifikansinya, keterbukaan psikologis merupakan karakteristik kepribadian yang penting bagi guru dalam hubungannya  sebagai direktur belejar (director of learning) selain sebagai anutan siswanya. Oleh karena itu, hanya guru yang memiliki keterbukaan psikologis yang benar-benar dapat diharapkan berhasil dalam mengelola proses mengajar-belajar.
Optimisme ini muncul karena guru yang terbuka  dapat lebih terbuka dalam berpikir dan bertindak sesuai dengan para siswanya, bukan hanya kebutuhan guru itu sendiri.

C.    Kompetensi Guru

Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia, kompetensi berarti (kewenangan) kekuasaan untuk menentukan atau memutuskan sesuatu hal. Pengertian dasar kompetensi yakni kemampuan atau kecakapan.
Kompetensi menurut Abdul Majid (2005) adalah seperangkat tindakan intelegen penuh taggung jawab yang harus dimilki seseorang sebagi syarat untuk dianggap mampu melaksanakan tugas-tugas dalam bidang tertentu.
Sedangkan guru adalah orang dewasa yang bertanggung jawab memberi pertolongan pada anak didik dalam perkembangan jasmani dan rohaninya, agar mencapai tingkat kedewasaan, mampu berdiri sendiri dan memenuhi tingkat kedewasaannya, mampu berdiri sendiri memenuhi tugasnya sebagai khalifah dan hamba Allah SWT dan mampu sebagai makhluk sosial dan sebagai makhlk hidup yang mandiri (Muhaimin & Abdul Mujib, 1993).
Jadi, kompetensi guru merupakan kemampuan seseorang guru dalam melaksanakan kewajiban-kewajiban secara bertanggung jawab dan layak. Kompetensi yang dimiliki oleh setiap guru akan menunjukkan kualitas guru dalam mengajar. Kompetensi tersebut akan terwujud dalam bentuk penguasaan pengetahuan dan profesional dalam menjalankan fungsinya sebagai guru. Artinya, guru bukan saja harus pintar, tetapi juga harus pandai mentransfer ilmunya kepada peserta didik.
Sebagai seorang pendidik, guru bertugas mengajar dan menanamkan nilai-nilai dan sikap kepada siswanya. Untuk melaksanakan tugasnya tersebut, diperlukan berbagai kemampuan serta kepribadian. Sebab, guru juga dianggap sebagai contoh oleh siswa sehingga ia harus memiliki kepribadian yang baik sebagai seorang guru.
Dalam Undang-undang nomor 14 tahun 2005, kompetensi guru meliputi 4 kriteria yaitu :
1.      Kompetensi pedagogik, diantaranya mencakup kemampuan merangcang kegiatan pembelajaran, disipilin dalam penyelenggaraan pembelajaran dan menguasai media atau teknologi pembelajaran.
2.       Kompetensi profesional, diantaranya mencakup penguasaan materi pembelajaran secara luas dan mendalam.
3.      Kompetensi sosial, seperti kemampuan membina suasana kelas da kerja.
4.      Kompetensi kepribadian,yaitu  memiliki komitmen dan kode etik profesional guru.
Menurut Muhibin Syah (2004), ada sepuluh kompetensi dasar yang harus dimiliki guru dalam upaya peningkatan keberhasilan belajar mengajar, yaitu :
1.      Menguasai bahan yang meliputi :
a.       Menguasai bahan bidang studi dalam kurikulum sekolah;
b.      Menguasai bahan pendalaman/aplikasi bidag studi;
2.      Mengelola progam belajar mengajar, yang meliputi :
a.       Merumuskan tujuan instruksional;
b.      Mengenal dan dapat menggunakan metode mengajar;
c.       Memilih dan menyusun prosedur instruksional yang tepat;
d.      Melaksanakan progam belajar mengajar;
e.       Mengenal kemampuan (entry behavior) anak didik;
f.       Merencenakan dan melaksanakan pengajaran remidial;
3.      Mengelola kelas, meliputi :
a.       Mengatur tata ruang kelas untuk pengajaran;
b.      Menciptakan iklim belajar mengajar yang serasi;
4.      Menggunakan media atau sumber belajar, yang meliputi :
a.       Mengenal, memilih dan menggunakan media;
b.      Membuat alat-alat bantu pembelajaran sederhana;
c.       Menggunakan dan mengelola laboratorium dalam rangka proses belajar-mengajar;
d.      Mengembangkan laboratorium;
e.       Menggunakan perpustakaan dalam proses belajar mengajar;
f.       Menggunakan micro-teacing unit dalam program pengalaman lapangan;
5.      Menguasai landasan-landasan kependidikan.
6.      Mengelola interaksi belajar-mengajar.
7.       Menilai prestasi siswa untuk pendidikan dan pengajaran
8.      Mengenal fungsi dan program pelayanan bimbingan dan penyuluhan, meliputi:
a.       Memgenal fungsi dan program pelayanan bimbingan konseling  di sekolah;
b.      Menyelenggarakan program layanan dan bimbingan di sekolah;
9.      Mengenal dan menyelenggarakan administrasi sekolah, meliputi:
a.       Mengenal penyelenggaraan administrasi sekolah;
b.      Menyelenggarakan administrasi sekolah;
10.  Memahami prinsip-prinsip dan  menafsirkan hasil-hasil pendidikan guna keperluan pengajaran.


 Asian Institut for Teacher educators dalam Mohamad Ali (1989), mengemukakan tentang kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang yang menduduki jabatan  guru. Ada tiga macam kompetensi guru, yaitu :
a)      Kompetensi pribadi, berisi kemampuan menampilkan mengenai :
-          Pengetahuan tentang adat istiadat(baik sosial maupun agama)
-          Pengetahuan tentang budaya dan tradisi
-          Pengetahuan tentang inti demokrasi
-          Pengetahuan tentang estetika
-          Apresiasi dan kesadaran sosial
-          Sikap yang benar terhadap pengetahuan dan pekerjaan
-          Setia pada harkat dan martabat manusia
b)      Kompetensi mata pelajaran, yakni mempunyai pengetahuan yang memadai tentang mata pelajaran yang diampunya.
c)      Kompetensi profesional, mencakup kemampuan dalam hal :
-          Mengerti dan dapat menerapkan landasan pendidikan baik filosofis, psikologis, dan sebagainya
-          Mengerti dan dapat menerapkan teori belajar sesuai dengan tingkat perkembagan dan perilaku anak
-          Mampu menangani mata pelajaran yang di tugaskan kepadanya
-          Mengerti dan dapat menerapkan metode mengajar yang sesuai
-          Dapat menggunakan berbagai alat pengajaran dan fasilitas belajar lain
-          Dapat mengorganisasi dan melaksanakan progam pengajaran
-          Dapat mengevaluasi
-          Dapat menumbuhkan kepribadian anak


Dr. Muhibin Syah, M.Pd juga menulis beberapa kompetensi guru dalam bukunya yang berjudul Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan baru (2010) ,antara lain dalam tabel sebagai berikut:

Kompetensi Profesionalisme Guru
Ragam dan Element Kompetensi
Kompetensi Kognitif
Kompetensi Afektif
Kompetensi Psikomotorik
1.      Pengetahuan
*pengetahuan kependidikan
*pengetahuan bidang studi(fak pegangan)
2.      Kemampuan mentransfer strategi kognitif
1.      Konsep diri dan harga diri
2.      Efikasi diri dan efikasi kontekstual
3.      Sikap penerimaan terhadap diri sendiri dan orang lain
1.      Kecakapan fisik umum
2.      Kecakapan fisik khusus :
*Kecakapan ekspresi verbal
*Kecakapan ekspresi nonverbal



Di samping itu, sebagaimana yang dikutip dalam buku Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar karya Nana Sudjana (1991), Glasser menyebutkan ada empat hal yang harus dikuasai oleh guru, yakni :
1.      Menguasai bahan pengajaran
2.      Kemampuan mendiagnosa tingkah laku siswa
3.      Kemampuan melaksanakan proses pengajaran
4.      Kemampuan mengukur hasil belajar siswa
Jika disederhanakan, maka minimal 2 kompetensi yang harus dimiliki serta dikuasai oleh seorang guru agar pembelajaran bisa berjalan secara efektif dan bermakna, adalah :
1.      Menguasai Materi/Bahan Pelajaran
Sebelum guru itu tampil di depan kelas untuk mengelola interaksi belajar mengajar, terlebih dahulu harus sudah menguasai bahan apa yang akan di ajarkan sekaligus bahan-bahan apa yang dapat mendukung jalannya proses belajar-mengajar. Dengan modal menguasai bahan, guru akan dapat menyampaikan materi pelajaran secara dinamis.
Bahan pelajaran adalah substansi yang akan disampaikan dalam proses belajar mengajar. Jika guru sendiri mengetahui dengan jelas inti pelajaran yang akan disampaikan, ia dapat meyakinkan murid dengan wibawanya, sehingga murid percaya pada apa yag dikatan guru, bahkan merasa tertarik terhadap pelajaran.
Ada dua persoalan dalam penguasaan bahan pelajaran ini, yakni penguasaan bahan pelajaran pokok dan bahan pelajaran pelengkap. Bahan pelajaran pokok adalah bahan pelajaran mengenai bidang studi yang dipegang oleh guru sesuai dengan profesi dan keahliannya (disiplin ilmunya). Sedangkan bahan pelajaran pelengkap atau penunjang adalah bahan pelajaran yang dapat membuka wawasan seorang guru agar dalam mengajar dapat menunjang penyampaian bahan pelajaran pokok. Bahan pelajaran ini biasanya bahan yang terlepas dari disiplin keilmuan guru, tetapi dapat digunakan sebagai bahan penunjang dalam penyampaian bahan pelajaran pokok. Pemakaian bahan pelajaran penunjang ini harus disesuaikan dengan bahan pelajaran pokok yang dipegang agar dapat memberikan motivasi kepada sebagian besar atau semua peserta didik (Syaiful Bahri Djamarah & Aswan Zain, 2002).
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam menentukan bahan pengajaran :
-    Bahan pengajaran hendaknya sesuai dengan/ menunjang tercapainya tujuan instruksional
-    Bahan pengajaran hendaknya sesuai dengan tingkat pendidikan dan perkembangan siswa secara umumnya
-     Bahan pengajaran hendaknya terorganisasi secara sistematik dan berkesinambungan
-   Bahan pengajaran hendaknya mencakup hal-hal yang bersifat faktual maupun konseptual (Ibrahim & Nana Syaodih, 2003)


2.      Menguasai Ilmu Mendidik
Selain menguasai materi, seorang guru juga harus menguasai ilmu mendidik. Tanpa penguasaan ilmu mendidik, pembelajaran tidak akan bermakna. Beberapa hal yang termasuk dalam kawasan ilmu mendidik yang harus dikuasai oleh seorang guru, berikut ini:
-          Ilmu tentang dasar-dasar pendidikan
-          Ilmu tentang metode mengajar
-          Ilmu tentang media
-          Ilmu mengelola kelas
-          Ilmu manajemen waktu
-          Ilmu tentang karakteristik peserta didik
-          Ilmu tentang strategi belajar mengajar.

D.   Ciri-ciri Guru yang Baik

Mengajar yang baik bukan sekedar persoalan teknik-teknik dan metodologi belajar saja. Untuk menjaga disiplin kelas, guru sering bertindak otoriter, bersikap menjauh dengan siswa, bersikap dingin dan menyembunyikan rasa takut kalau dianggap lemah. Nasehat yang sering diberikan misalnya, agar guru bertindak keras pada saat permulaan.
Ada beberapa mitos pengajaran yang telah berlaku beberapa generasi :
1.      Guru harus bersikap tenang tidak berlebih-lebihan dan dingin dalam menghadapi setiap situasi, tidak boleh kehilangan akal, marah sekali atau menunjukkan kegembiraan yg berlebih-lebihan. Dia harus bersikap netral dalam segala masalah dan tidak menunjukkan pendapat pribadinya.
2.      Guru harus dapat menyukai siswa-siswanya secara adil. Ia tidak boleh membenci dan memarahi siswa-siswanya.
3.      Guru harus memperlakukan siswa-siswanya secara sama/adil.
4.      Guru harus mampu menyembunyikan perasaannya, meskipun terluka hatinya, terutama di depan siswa-siswanya yang masih muda.
5.      Guru diperlukan oleh siswa-siswanya karena siswa-siswanya belum dapat bekerja sendiri.
6.      Guru harus dapat menjawab semua pertanyaan yang disampaikan oleh siswa-siswanya.
Bila tidak dilaksanakan, hal-hal tersebut di atas akan memberikan pengertian yang salah tentang peran dan bagaimana seharusnya seorang guru, sehingga seringkali guru menghindarkan situasi ini dengan tidak mau mengakui ketidaktahuannya.
Sesungguhnya guru adalah makhluk biasa. Guru sejati bukanlah makhluk yang berbeda dengan siswa-siswanya. Ia harus dapat berpartisipasi di dalam semua kegiatan yang dilakukan oleh siswa-siswanya dan yang dapat mengembangkan rasa persahabatan  secara pribadi dengan siswa-siswanya dan tidak perlu merasa kehilangan kehormatan karenanya. Rasa takut dan was-was dalam keadaan tertentu adalah hal biasa.
Menurut Combs dkk. dalam Soemanto Wasty (1998), ciri-ciri guru yang baik adalah:
a.       Guru yang mempunyai anggapan bahwa orang lain itu mempunyai kemampuan untuk memecahkan masalah mereka sendiri dengan baik.
b.      Guru yang melihat bahwa orang lain mempunyai sifat ramah, bersahabat, dan bersifat ingin berkembang.
c.       Guru yang cenderung melihat orang lain sebagai orang yang sepatutnya dihargai.
d.      Guru yang melihat orang-orang dan perilaku mereka pada dasarnya berkembang dari dalam; jadi bukan merupakan produk dari peristiwa-peristiwa eksternal yang dibentuk dan digerakkan. Dia melihat orang-orang itu mempunyai kreatifitas dan dinamika ; jadi bukan orang yang pasif/ lamban;
e.       Guru yang meilhat orang lain itu dapat memenuhi dan meningkatkan dirinya,bukan menghalangi, apalagi mengancam. Guru yang baik ialah yang menganggap semua muridnya sebagai anak-anaknya sendiri, yang setiap hari akan mendapat curahan kasih sayangnya. Guru yang baik ialah yang memberikan masa depan cemerlang dengan membekali anak didiknya dengan visi yang tajam dan ilmu yang menjanjikan. Guru yang demikian adalah guru yang berjasa meskipun tanpa diberi tanda jasa. Guru yang demikian substansinya adalah pahlawan. (D.Zawawi Imron)

BAB III
KESIMPULAN 
Dari uraian di atas pemakalah menarik beberapa kesimpulan sebagai berikut :
1.      Guru adalah tenaga pendidik yang memberikan sejumlah ilmu pengetahuan kepada anak didik di sekolah
2.      Kepribadian berarti sifat individu yang tercermin pada sikap dan perbuatannya yang membedakan dirinya dari yang lain.  Kepribadian (personality) sebagai sifat khas yang dimiliki seseorang yang terdiri dari : fleksibilitas kognitif dan keterbukaan psikologis.
3.      Beberapa kompetensi yang harus dimiliki guru antara lain :

a.       Kompetensi pedagogik, diantaranya mencakup kemampuan merangcang kegiatan pembelajaran, disipilin dalam penyelenggaraan pembelajaran dan menguasai media atau teknologi pembelajaran.
b.       Kompetensi profesional, diantaranya mencakup penguasaan materi pembelajaran secara luas dan mendalam.
c.       Kompetensi sosial, seperti kemampuan membina suasana kelas da kerja.
d.      Kompetensi kepribadian,yaitu  memiliki komitmen dan kode etik profesional guru.
4.      Guru yang baik ialah guru yang menganggap bahwa orang lain (peserta didik)  berkemampuan dalam memecahkan permasalahan mereka sendiri dengan baik,mempunyai sifat ramah,bersahabat, dan bersifat ingin berkembang, dapat memenuhi dan meningkatkan dirinya, bukan menghalangi apalagi mengancam.



DAFTAR PUSTAKA

Fathurrohman, Pupuh dan M. Sobry Sutikno, 2010,Strategi Belajar Mengajar melalui Penamaan Konsep Umum dan Islami, Bandung : Refika Adhitama.
H. Mustaqim,2001,Psikologi Pendidikan,Semarang : Pustaka Pelajar.
Mujib, Abdul dan Jusuf Mudzakir, 2006,Ilmu Pendidikan Islam,Jakarta : Prenada Media Group.
Sudjana, Nana dan Ahmad, 1991,Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar, Bandung : Sinar Baru.
Syah, Muhibbin,2010,Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru,Bandung : RosdaKarya.
Wasty, Soemanto,1998,Psikologi Pendidikan,Jakarta : Rineka Cipta.

thumbnail Title : Makalah Kompetensi dan Kepribadian Guru
Posted by : Andri Stiawan
Published : 2014-01-12T03:17:00+07:00
Rating : 5
Reviewer : 99999 Reviews
Tag : Makalah
2 Komentar untuk "Makalah Kompetensi dan Kepribadian Guru"

Terima kasih sudah membaca blog saya, silahkan tinggalkan komentar Anda.

Back To Top